indonesia-maju.com-Rote Ndao-Sungguh luar biasa, bak penyebaran virus covid 19 yang terus merambat, pengaruh paket lontar ibarat magnet mulai "melekat", hati para kaum perempuan dan pemilih millineal.
Dimata kedua kaum ini paket Lontar, (Bima Fanggidae-Frits Adu), sangat berbeda dengan paket lain. Om Bima bersama istri dan Kaka Frits dan pendamping hidupnya merupakan pasangan yang disandingkan untuk melayani rakyat Rote Ndao. Mereka memiliki kerendahan hati, tidak emosional santun dalam berpikir, bersikap dan berbicara.
Mereka bukan jiwa pendendam dan "tukang menzalimi" orang lain. Kedua sosok pemimpin masa depan Rote Ndao itu juga tidak berasal dari keluarga serakah yang rakus dan licik dalam mengumpulkan harta dari jabatan yang diemban.
Bima dan Frits, sosok pemimpin interpreneur yang elok dan bersahaja dengan semua komponen masyarakatnya. Karena itu tidak mengherankan kalau ada pengakuan tulus dari masyarakat bahwa sosok pemimpin paket Lontar memiliki kepribadian yang baik.
Misalnya, seperti dikatakan Ferry Adu, perempuan separoh baya asal Desa Oehandi Kecamatan Rote Barat Daya, Sabtu, (23/03/2024), kepada media ini di kediamannya.
Menurut Ferry Adu, paket Lontar sangat menyentuh hati karena terlihat ada kesederhanaan dan ketulusan yang hakikih pada sosok Bima Fanggidae dan Frits Adu.
"Beta sonde mau paket lain bapak, Beta biar kalah periode lalu tapi pilkada 2024, bt sonde pilih paket lain. Paket Lontar harga mati," beber Ferry ibu rumah tangga ini.
Hal yang sama juga disampaikan, Maria Nalle, warga Desa Oenitas Kecamatan Rote Barat.
Perempuan muda beranak satu ini menyatakan dahulu mendukung salah satu paket namun ketika mengenal dekat kepribadian Bima Fanggidae bersama istri tercintanya, Mona Messakh, dirinya bersama keluarga di Pilkada kali ini sudah solid untuk mendukung paket Lontar dan keputusan itu tidak akan berubah.
"Setelah kenal dekat dengan bapak Bima dan Mama Mona, kami sekeluarga sudah pertemuan untuk Pilkada 2024 kali ini sudah bulatkan keputusan untuk dukung pak Bima dan bapak Frits dan itu su harga mati pak," pungkas dia. *
